Dirugikan Regulasi, Persijap Pasrah

Minggu, 27 Desember 2009 - 16:06 wib

JEPARA - Meski beberapa kali dirugikan oleh kebijakan PT Liga Indonesia (LI) selaku penyelenggara kompetisi, namun Persijap Jepara memilih pasrah. Tim kebanggaan warga Jepara ini tidak ingin terlalu vokal karena takut terkena sanksi dari otoritas sepak bola tanah air tersebut.

Kerugian yang tampak jelas menimpa Persijap adalah efek dari siaran televisi. Selama putaran pertama ini, tim besutan Junaedi itu mendapat enam jatah siaran langsung. Dampaknya langsung terasa, setiap kali laga kandang Persijap disiarkan maka suasana lengang langsung menyergap Stadion Gelora Bumi Kartini Jepara.

Para pendukung memilih menyaksikan pertandingan dari layar kaca. Akibatnya, pendapatan Persijap dari sektor penjualan tiket menurun drastis. Manajemen mengklaim, dampak dari siaran langsung ini membuat Persijap merugi ratusan juta rupiah. Sementara, kompensasi yang diberikan PT LI tidak sebanding dengan kerugian yang diderita tim.

Selain siaran langsung, penundaan laga melawan PSM yang sedianya digelar di Kediri pada 23 Desember lalu juga merugikan tim baik secara finansial maupun teknis. ”Dari sisi finansial, seharusnya kami bisa berhemat kalau pertandingan tersebut jadi digelar. Karena kami bisa langsung melanjutkan perjalanan sesuai menjalani pertandingan di Samarinda melawan Persiba. Dengan adanya penundaan, maka kami harus melakukan memberangkatkan tim lagi dari Jepara dan itu membutuhkan dana yang tidak sedikit,” tegas Sekretaris Tim Persijap Nurjamil.

Di sisi teknis, lanjutnya, ketika Persijap kalah dari Persiba, semangat para pemain akan berkobar untuk menebus kegagalan pada laga sebelumnya dengan bertekad mengalahkan PSM. Sebab, jeda antara laga versus Persiba dengan PSM hanya tiga hari. Dengan demikian, atmosfir dan semangat meraih kemenangan masih sangat tinggi. Namun, karena ditunda maka pelatih harus bekerja dari nol lagi.

Disinggung mengenai keinginan PSM menggelar pertandingan usiran di Bone yang masih menjadi wilayah Sulawesi Selatan, dengan tegas Nurjamil mengatakan keberatan. Menurutnya, PT LI harus meninjau terlebih dahulu apakah lapangan yang akan digunakan untuk pertandingan nanti sudah sesuai standar Liga Super Indonesia (LSI) atau belum. Kalau memang belum, Persijap meminta tidak dipaksakan untuk digelar di tempat itu.

”Kami sangat keberatan jika harus digelar di sana (Bone). Sebab, faktor lapangan juga harus diperhatikan. Jangan karena partai usiran lantas standarisasi lapangan yang sudah disepakati sejak awal diabaikan. Kalau digelar di Kediri, kan sudah jelas jika Stadion Brawijaya telah lolos verifikasi,” tambah Nurjamil.

Sebelum ini, pertandingan Persijap melawan Persija beberapa waktu lalu juga ditunda. Akan tetapi saat itu PT LI menyampaikan pemberitahuan jauh-jauh hari. Penundaan tersebut akhirnya bisa diterima kubu Persijap.

Untuk kasus laga melawan PSM, Persijap meminta PT LI tidak menggelar sekarang. Tim berjuluk Laskar Kalinyamat ini berharap pertandingan melawan PSM digelar dalam satu rangkaian pertandingan away Persijap saat bertandang ke markas Bontang FC dan Persisam Samarinda. Sehingga, dari manajemen dapat menekan pengeluaran.

Hal senada disampaikan Manajer Persijap Edy Sudjatmiko. ”Daripada terkena sanksi, kami lebih baik pasrah saja. Langkah yang dapat kami lakukan hanya mengimbau kepada PT Liga Indonesia agar melakukan penjadwalan ulang waktu dan tempat pertandingan disesuaikan dengan jadwal pertandingan yang akan dilakoni Persijap,” tambah Eddy.

0 komentar:

Posting Komentar