
Foto: Ist
ROMA - Insiden hand-ball yang dilakukan Thierry Henry di babak play-off Piala Dunia 2010 telah mencoreng kredibilitas wasit dalam memimpin jalannya pertandingan. Wasit senior Pierluigi Collina pun angkat bicara. Collina menilai, sudah saatnya sepakbola menggunakan bantuan teknologi untuk menghasilkan pertandingan yang fair.
Ya, keputusan wasit Martin Hansson mengesahkan gol yang memupuskan peluang Rep Irlandia berlaga di Piala Dunia 2010, usai kalah aggregat 1-2 itu, kontan banyak menuai kritikan tajam publik dunia. Pasalnya, dalam tayangan ulang, terlihat jelas Henry dua kali menahan bola dengan tangannya, sebelum melepaskan umpan yang dikonversi menjadi gol oleh sundulan William Gallas.
Menyikapi gol tersebut, Hansson sempat berargumen jika dirinya tidak berada dalam posisi ideal untuk melihat jelas insiden tersebut. Setelah melihat tayangan ulang, wasit asal Swedia ini pun mengajukan permintaan maaf atas kelalaiannya itu.
Atas insiden yang mencoreng dunia sepakbola ini, Collina angkat bicara. Pelatih senior asal Italia ini menilai, wasit tak bisa disalahkan atas insiden tersebut. Menurutnya, solusi terbaik untuk meminimalisir terjadinya kasus serupa adalah dengan mengaplikasikan teknologi di dunia sepakbola.
"Pada era sekarang, teknologi telah berkembang sangat pesat jika dibandingkan seorang manusia yang berusaha membuat dirinya berkembang," ujar Collina kepada Radio Anchio Lo Sport, seperti dikutip Goal, Selasa (23/11/2009).
"Sebuah solusi harus segera ditemukan. Saya pikir, adanya pengadil di belakang garis gawang akan bisa membantu wasit untuk melihat dengan lebih baik apa yang terjadi," tambah mantan wasit terbaik dunia ini.
"Insiden yang dialami Henry hanya terjadi dalam hitungan detik, dan seorang wasit mungkin bisa merasakan hal tersebut dengan melihat gelagat sang pemain. Tapi, ini merupakan waktu di mana wasit tak meilhat suatu hal yang aneh di lapangan," tutupnya.
Untuk membuat sepakbola lebih fair, tampaknya FIFA selaku otoritas tertinggi sepakbola dunia harus memberi perhatian lebih atas usul Collina ini. Mungkin, sepakbola harus mulai mengikuti jejak olahraga Tenis yang memiliki tekhnologi hawk-eye untuk menentukan bola masuk atau keluar.
Atau bahkan, FIFA harus merealisasikan wacana penambahan dua wasit (total enam wasit), yang bertugas menjaga di belakang gawang masing-masing tim yang bertanding?
0 komentar:
Posting Komentar